PROFIL BPP

  1. LETAK GEOGRAFIS

 

Kecamatan Gunung Bintang Awai memiliki luas wilayah 193.300 Ha (193,3 Km²) memiliki geografis yang beragam dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

  • Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Barito Timur

–    Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Dusun Utara

–    Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Dusun Utara / Kabupaten Barito Utara

–    Sebelah Selatan Kecamatan Dusun Selatan

  1. KEADAAN SUMBER DAYA ALAM

 

  1. Karakteristik Tanah dan Iklim

 

Tabel 1. Karakteristik Tanah dan Iklim

No PH Kemiringan Tanah Ketinggian Tempat Permukaan laut Kedalaman Gambut Curah Hujan Drainase Jenis Tanah
Bulan Basah Bulan

Kering

1. 6,5 8 – 45% 5 – 70 m < 1,5 m 7 5 Sedang Regosol dan Organosol

Sumber Data: Monografi Wilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai

Menurut klasifikasi Schmidt Ferguson iklim di Kec. Gunung Bintang Awai adalah Type A, sedangkan menurut Koppen adalah Type B; yaitu tropis basah dimana dipengaruhi oleh dua musim yaitu musim kemarau yang umumnya terjadi bulan Mei sampai Oktober, sedangkan musim penghujan terjadi   pada   bulan November sampai dengan April. Pada musim penghujan kegiatan usaha tani yang dominan di wilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai adalah padi gogo, padi sawah, palawija, sayuran dan budidaya ikan di kolam. Untuk Sub Sektor Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan dapat diusahakan sepanjang tahun.

Berdasarkan Tabel 1 diatas, dapat kita jelaskan bahwa karakteristik tanah dan iklim wilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai memiliki kondisi tanah pada umumnya asam dengan daerah yang sebagian besar bergelombang sampai berbukit cukup tinggi dari permukaan laut. Hal itu sangat perlu mendapat perlakuan khusus jika melaksanakan kegiatan usahatani secara komersil.

  1. Curah Hujan Rata Rata 10 Tahun

Curah hujan tahunan relatif tinggi, rata-rata 10 tahun terakhir 4.515,74 mm, dengan rata-rata jumlah hari hujan per tahun adalah 101 hari. Klasifikasi iklim diatas menurut MOHR bila dilihat dari curah hujan ada 3 ( tiga ) golongan yaitu :

–   Bulan Basah : Bulan yang mempunyai curah hujan lebih besar dari 100 mm.
–   Bulan Lembab : Bulan yang mempunyai curah hujan antara 60 – 100mm.
–   Bulan Kering : Bulan yang mempunyai curah hujan dibawah 60 mm.

Temperatur rata-rata 33°C, temperatur maksimal mencapai 36°C, angin bertiup dari arah barat daya dan tenggara, berganti setiap 6 bulan.

Dari hasil pengamatan tahun 2015, curah hujan tinggi terjadi pada bulan Nopember s/d bulan Mei, sedangkan jumlah bulan basah yaitu 6 bulan, bulan lembab selama 1 bulan dan bulan kering 5 bulan. Dengan demikian Pola Usaha Tani berpindah-pindah dengan membuka hutan baru sangat beresiko terhadap kebakaran hutan dan lahan. Curah hujan yang diambil berdasarkan data 10 tahun terakhir dapat disajikan pada Tabel 2 dibawah ini.

 

Tabel 2. Data Curah Hujan 10 Tahun Terakhir
No Tahun Jlh Curah Banyaknya Hujan Hujan Jlh Hari/ Rata2/
Hujan hari hujan Maximum Minimum Tahun Hari
1 2001    5,990.70      106.00    233.00        2.00 365 16.41
2 2002    3,672.00        77.00    222.00        1.00 365 10.06
3 2003    7,250.20      118.00    310.30        3.00 365 19.86
4 2004    6,023.60      105.00    300.50        5.00 365 16.50
5 2005    6,815.80        10.00    425.00        5.50 365 18.67
6 2006    3,375.10      104.00    114.50        0.30 365 9.25
7 2007    3,074.50      139.00    110.00        0.50 366 8.40
8 2008    2,738.00      132.00    107.00        0.50 365 7.50
9 2009 3.109,20 108 130,50 8,70 364 8,54
10 2010 3.600.50 222.00 435.00 2.05 365 18.50
Jumlah 45.652.60 1.121 3,650 133,70
Rata-rata 4,565,26 112,10                    – 267,41

Sumber Data Dinas Pekerjaan Umum Barsel 2010.

Dari Tabel 2 diatas dapat kita jelaskan bahwa dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm per tahun, dimana permukaan tanah 1M² akan digenangi air hujan dengan volome tersebut dalam waktu setahunnya, itu berarti wilayah ini tergolong daerah penghujan yang sangat rawan dengan genangan air hujan apabila tidak memiliki drainase yang baik.

  1. Luas Lahan Menurut Ekosistim

Tabel 3.   Data Luas Lahan Menurut Ekosistim

No. Desa Luas Lahan (Ha) Total (ha)
Sawah Kering Pantai/ Rawa*) Perairan

Umum

Irigasi Tadah

Hujan

Pasang Surut Iklim

Basah

Iklim

Kering

1. Tabak Kanilan 550 690 933 2500 877 350 5.900
2. Kayumban 613 692 994 487 14 2.800
3. Bipak Kali 5 1.576 5.539 80 7.200
4. Sarimbuah 50 1.448 4.130 25,5 46,5 5.700
5. Gagutur 500 2.001 30 2.531
6. Patas II 1.631 30.549 3.100 20 35.400
7. Malungai Raya 350 2.195 15 2.560
8. Sire 125 3.735 7.870 170 11.900
9. Marga Jaya 25 658 1 684
10. Muka Haji 150 6350 13050 150 19.700
11. Ruhing Raya 600 3.235 130 35 4.000
12. Bintang Ara 6.700 48.236 1.354 250 56.540
13. Baruang 75 1.040 2.735 650 50 4.550
14. Ngurit 415 2.180 0 5 2.600
15. Wungkur Baru 50 1.300 1.350
16. Muara Singan 200 8.500 12.750 1.500 150 23.100
17. Patas I 30 797 1.773 100 2.700
18. Sei Paken 510 1.788 300 2 2.600
19. Wayun 35 453,7 6,3 495
20. Ugang Sayu 15 428 50 2 495
21. Palurejo 19 469 4 3 495
Jumlah 550 1.938   35.921 144.933,7 8.477,5 1.479,8 193.300

Sumber Data Statistik Kec. GB. Awai 2015 dan Monografi Tingkat Desa 2015

  1. Luas Lahan Menurut Penggunaan

Tabel 4. Data Luas Lahan Menurut Penggunaan

NO Desa Jenis Penggunaan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Tabak Kanilan 266 35 30 6 1.518 1.273 1532 1.240* 5.900
2. Kayumban 15 76 26 617 1.558 298 210 2.800
3. Bipak Kali 40 92 60 2.071 4.327 610 7.200
4. Sarimbuah 35 249 563 0,7 770,3 2.156 1.876 50 5.700
5. Gagutur 65 60 5 800 1.103 498 2.531
6. Patas II 25 20 10 4.316 30.653 374 2 35.400
7. Malungai Raya 12 88 10 1 516 1.720 213 2.560
8. Sire 18,5 65 25 0,5 3.115 8.260 291 125 11.900
9. Marga Jaya 194 0 10 1 219 176 84 684
10. Muka Haji 120 625 52 4.650 13.592 511 150 19.700
11. Ruhing Raya 55 175 1 848,5 2.618 246,5 56 4.000
12. Bintang Ara 6,5 80 10,5 15.767 38.736 1.940 56.540
13. Baruang 34 15 345 0,1 1.625 1.361 1.095 75 4.550
14. Ngurit 11 200 15 952 1.156 256 10 2.600
15. Wungkur Baru 60 31 1 0,05 630,95 481 146 1.350
16. Muara Singan 10 307 53 1 10.242 11.673 614 200 23.100
17. Patas I 200 100 13 557 380 1.420 30 2.700

 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
18. Sei Paken 7,5 125 40 211 716,5 1.500 2.600
19. Wayun 58,5 10 7 50 229 140,5 495
20. Ugang Sayu 17,5 106 23,5 113 160 75 495
21. Palurejo 60 70 1 82 46 236 495
Jumlah 1.311 2.529 1.299 13,2 49.671 122.374 13.956 10 2.138 193.300

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

Keterangan Tabel 4 :

 

1. Pekarangan/tanah untuk bangunan dan halaman (ha).

2. Tegal/ladang/huma (ha)*

3. Padang rumput/semak-semak (ha).

4. Tambak (buah)

5. Kolam/tebat/empang (buah).

6. Tanah yang sementara tidak diusahakan (ha)

7. Hutan kayu- kayuan (ha).

8. Perkebunan Masyarakat (ha)

9. Perkebunan Negara (ha)

10. Perkebunan Swasta(ha)

11. Sawah (ha).*( Termasuk Potensi)

12. Luas Wilayah

Memahami Tabel 3 dan Tabel 4 diatas, dapat kita jelaskan bahwa luasan lahan itu sangat memungkinkan untuk dilakukan pengembangan tanaman padi sawah, sementara lahan kering merupakan potensi besar bagi kegiatan bercocok tanam padi gogo dan usahatani lainnya. Hal itu perlu didorong dengan upaya Penyuluh yang lebih optimal dalam membangun semangat dan minat masyarakat untuk meningkatkan hasil usahataninya.

  1. KEADAAN SUMBER DAYA PERTANIAN

Komoditi Tanaman Pangan yang diusahakan oleh masyarakat tani di Kecamatan Gunung Bintang Awai meliputi Tanaman Padi, Palawija, Hortikultura dan Sayur-sayuran yang biasanya ditanam pada bulan Oktober sampai dengan bulan Maret tahun berikutnya. Luasan dan produktifitas Komoditi Tanaman Padi, palawija, hortikultura dan sayuran seperti disajikan pada Tabel 5 – Tabel 8 dibawah ini.

  1. Komonditi Tanaman Padi

Tabel 5. Data Luasan dan Produktifitas Tanaman Padi Tahun 2015

No Desa Luas Tanam (ha) Luas Panen (ha) Produktivitas

(Kwt/ha/th)

Produksi

GKP (ton)

1 2 3 4 5 6
1. Tabak Kanilan 297 206,5 30 619,5
2. Kayumban 86 80 25 200
3. Bipak Kali 60 58 20 116
4. Sarimbuah 50 47 23 108,1
5. Gagutur 40 40 20 80
6. Patas II 20 18 19 34,2
7. Malungai Raya 70 68 19 129,2
8. Sire 125 110 25 275
9. Marga Jaya
10. Muka Haji 150 145 29 420,5
11. Ruhing Raya 20 20 26 52
12. Bintang Ara 75 68,2 20 136,4
13. Baruang 15 14 23 32,2
14. Ngurit 200 195 19 370,5

 

 

1 2 3 4 5 6
15. Wungkur Baru 31 30 18 54
16. Muara Singan 200 135 28 378
17. Patas I 130 125 29 362,5
18. Sei Paken 10 9 19 17,1
19. Wayun 4 3,7 18 6,66
20. Ugang Sayu 43 41,8 23 96,14
21. Palurejo 87 85 18 153
Jumlah 1.713 1.499,2 3.641

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

Dari Tabel 5 diatas dapat kita jelaskan bahwa kegiatan usahatani bidang tanaman pangan khususnya tanaman padi sudah cukup besar untuk memenuhi kebutuhan pangan daerah ini, namun yang menjadi permasalahannya adalah dari luasan tanam padi tersebut masih memiliki produktifitas yang rata-rata masih rendah, dengan kondisi demikian upaya penyuluhan dalam pembinaan usahatani bagi masyarakat sangat diperlukan secara terus menerus dan perlu ditingkatkan lagi.

  1. Komonditi Palawija

Tabel 6. Data Luasan dan Produksi Tanaman Palawija

No Desa Jagung Kacang Hijau Kacang Tanah
Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

1. Tabak Kanilan 1,2 1,32 0,1 0,16
2. Kayumban 4 4,4 2 0,08
3. Bipak Kali 1,5 1,2
4. Sarimbuah 0,4 0,4 0,1 0,16
5. Gagutur
6. Patas II 2 1,5 0,25 0,4 0,5 0,8
7. Malungai Raya 4 3,2 4 7,2 0,01 0,016
8. Sire 2 2,2 0,5 0,8 0,5 0,8
9. Marga Jaya 1 1,1 0,1 0,16
10. Muka Haji 1,5 4,5
11. Ruhing Raya
12. Bintang Ara 4 3,2
13. Baruang 0,21 0,16
14. Ngurit 0,5 0,55
15. Wungkur Baru 0,2 0,16 0,1 0,16
16. Muara Singan 0,4 0,4
17. Patas I 1,5 1,65
18. Sei Paken 0,8 0,64
19. Wayun 2 1,6 2 3,6 0,75 1,2
20. Ugang Sayu 0,6 0,48
21. Palurejo 9,7 9,7 2 3
Jumlah 36,31 38,36 6,75 8,4 6,06 6,37

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

Sambungan      

No Desa Ubi Kayu Ubi Jalar Kedelai
Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

9 10 11 12 13 14
1. Tabak Kanilan 1,3 5,2 0,8 2,52
2. Kayumban 1 4 1,75 5,6
3. Bipak Kali 1,5 6 1 2,8
4. Sarimbuah 0,7 2,8 0,5 0,7
5. Gagutur 4 16
6. Patas II 1,5 7 0,1 0,3
9 10 11 12 13 14
7. Malungai Raya 2 8 2 5,6 3 5,4
8. Sire 2 8 0,8 1,44
9. Marga Jaya 4 16 1 4
10. Muka Haji 1 4 0,5 1,5
11. Ruhing Raya 0,5 2 0,1 0,4
12. Bintang Ara 0,28 1,12 0,38 0,68
13. Baruang 0,3 1,2 0,2 0,8
14. Ngurit 0,5 1,75 1 1,8
15. Wungkur Baru 2 7 0,5 1,2
16. Muara Singan 0,4 1,4 0,25 0,87
17. Patas I 1 3,5 0,5 1,5
18. Sei Paken 2 8 0,5 1,5
19. Wayun 1 4 0,5 1,4 1 1,8
20. Ugang Sayu 2 8 0,5 1
21. Palurejo 2 7 2 6 42,5 76,5
Jumlah 30,98 106,13 13,88 39,81 47,5 85,5

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

Tabel 6 menunjukkan bahwa luasan dan produksi tanaman palawija cukup luas, namun kendala dalam hal ini adalah belum pernah dilakukan sampai pengolahan hasilsebagai bahan pangan tambahan penganti beras. Oleh sebab itu upaya peningkatan penyuluhan terhadap cara pengolahan hasil palawija sangat perlu dilakukan oleh kita sebagai aparat penyuluh di tingkat lapangan.

 

  1. Komonditi Hortikultura

Tabel 7. Data Luasan dan Produksi Tanaman Hortikultura

No Desa Pisang Mangga Rambutan Nangka
Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Tabak Kanilan 0,5 2 0,5 2 0,6 2,1 1 5
2. Kayumban 4 16 1 4 2,5 8,75 0,2 1
3. Bipak Kali 1 4 0,5 2 1 3,5 0,5 2,5
4. Sarimbuah 0,2 0,8 0,3 1,2 0,25 0,87 0,1 0,5
5. Gagutur 2 8 1 0 2 7 0,5 1,5
6. Patas II 0,35 1,4 0,2 1,1 1,5 5 0,2 0,25
7. Malungai Raya 2 8 0,25 0,87 0,5 2,5
8. Sire 0,5 2 0,5 1 1,2 5 0,4 0,5
9. Marga Jaya 1,2 5 0,5 2 0,5 1,75 0,1 0,5
10. Muka Haji 2,5 12,5 1 1,5 0,5 0,87 0,5 1
11. Ruhing Raya 0,5 2 0,25 1 0,2 0,7 0,1 0,5
12. Bintang Ara 0,75 3 0,4 0,25 1,25
13. Baruang 3 12 3 10,5
14. Ngurit 2 8 1 3,5 1 5
15. Wungkur Baru 0,25 0,39 0,1 0,3 0,2 0,4 0,2 0,25
16. Muara Singan 2 8 5 20 10 35 1 5
17. Patas I 1 3 0,1 0,4 1,3 4,56 0,15 0,6
18. Sei Paken 0,5 2 3 10,5 0,8 4
19. Wayun 2 8 2 7 0,5 2,5
20. Ugang Sayu 0,25 1 0,6 2,4 2 7 0,3 1,5
21. Palurejo 1 4 0,5 3 2 8 0,2 0,8
Jumlah 27,5 119,09 11,95 41,9 35 123,27 7,2 32,65

Sumber Monografi Tingkat Desa

 

Sambungan

No Desa Durian/Papaken Salak Jeruk Cimpedak
Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

11 12 13 14 15 16 17 18
1. Tabak Kanilan 1,2 9,6 0,1 0,4 0,25 0,45 2,5 20
2. Kayumban 1 8 0,5 0,36 6 32
3. Bipak Kali 1 8 0,1 0,18 4 32
4. Sarimbuah 7 56 0,1 0,18 20,5 164
5. Gagutur 5 40 0,1 0,05 0,1 0 20 160
6. Patas II 2,5 20 0,2 0,2 4,5 36
7. Malungai Raya 1 8 1,5 12
8. Sire 5 40 50 400
9. Marga Jaya 0,5 0,5 0,1 0,18 0,5 4
10. Muka Haji 1 8 3,5 5,5 2 16
11. Ruhing Raya 1,5 12 0,1 0,18 15 120
12. Bintang Ara 0,7 5,6 5,4 43,2
13. Baruang 3 24 1 0,75 2 16
14. Ngurit 2 16 5 40
15. Wungkur Baru 2 8 0,1 0,18 2 14
16. Muara Singan 11 88 2 0,3 2 3,5 7 16
17. Patas I 3,2 26 0,3 0,1 0,2 0,7 7 56
18. Sei Paken 2 16 0,1 0,4 0.2 0,36 7 56
19. Wayun 0,5 4 0,5 0,9 3 24
20. Ugang Sayu 0,3 2,4 0,1 0,4 0,3 0,54 5 40
21. Palurejo 1 8 0,5 0 0,5 4
Jumlah 47,4 407,6 6,7 7,15 6,25 8,66 170,4 1.305,2

Sumber Monografi Tingkat Desa

Tabel 7 dapat kita jelaskan bahwa luasan untuk tan. buah-buahan di daerah cukup besar di dominasi oleh luasan tanaman cempedak ± 73,8% dari luasan tan. buah-buahan. Sedangkan untuk komonditi lainnya masih ada dalam jumlah yang relative sedikit, hal itulah yang mengakibatkan daerah ini masih banyak meng-infor buah-buahan jenis tertentu selain Durian dan Cempedak dari luar daerah. Potensi buah-buahan di daerah ini mampu memasuki pasar nasional jika di kelola dengan manajemen pemasaran dan pengolahan hasil yang baik oleh petani.

  1. Komonditi Tanaman Sayuran

Tabel 8. Data Luasan dan Produksi Tanaman Sayur-Sayran

No Desa K. Panjang Tomat Terong Timun Sawi
Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Tabak Kanilan 0,6 0,78 0,5 0,35 0,5 0,5 0,1 0,23 0,1 0,06
2. Kayumban 0,5 0,32 0,25 0,035 0,1 0,1 1 0,11
3. Bipak Kali 0,75 0,97 0,02 0,02 0,25 0,17
4. Sarimbuah 0,5 0,3 0,3 0,25 0,25
5. Gagutur 0,1 0,08 0,1 0,08 0,5 0,4
6. Patas II 0,30 0,4 0,1 0,15 0,1 0,2
7. Malungai Raya 1 1,3 2,5 1 0,5 1,15 0,1 0,06
8. Sire 0,5 0,3 0,1 0,1
9 Marga Jaya 0,5 0,4 0,5 0,4 1,3 1,05 1,5 1,3 0,5 0,4
10. Muka Haji 0,30 0,36 0,5 0,5 0,75 1,12
11. Ruhing Raya 0,2 0,16 0,1 0,01 0,15 0,12
12. Bintang Ara 0,1 0,13 0,1 0,07 0,75 1,5
13. Baruang 0,21 0,27 0,15 0,15
14. Ngurit 0,5 0,4 0,4 0,4 0,5 0,4 0,5 1 0,5 0,4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
15. Wungkur Baru 0,4 0,2 0,5 0,4
16. Muara Singan 1 0,8 0,5 0,4 0,5 0,6 0,35 0,7 0,15 0,05
17. Patas I 0,5 0,5 0,1 0,08 0,28 0,35 0,1 0,2
18. Sei Paken 0,1 0,13 0,3 0,3
19. Wayun 1,75 2,27 0 0 0,5 0,5 0,25 0,57 0,2 0,1
20. Ugang Sayu 0,5 0,65 0,05 0,035 0,2 0,2 0,1 0,23
21. Palurejo 2 1,6 2 2 2 2 1 2 1,5 1,2
Jumlah 12,31 12,32 5,42 4,38 12,93 7,01 5,5 11,1 3,55 2,27

Sumber Monografi Tingkat Desa

Sambungan

No Desa Bayam Kangkung Gambas Papare Cabe
Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

Luas

(ha)

Prod

(ton)

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1. Tabak Kanilan 0,1 0,08 0,5 0,9 0,05 0,09 1 0,6
2. Kayumban 0,25 0,08 0 0 0,1 0,18 0,05 0,18 1,15 0,15
3. Bipak Kali 0,2 0,16 0,1 0,08 0,4 0,72 0,25 0,45 0,1 0,06
4. Sarimbuah 0,15 0,1 0,08 0,25 0,45 0,1 0,18 0,4 0,06
5. Gagutur 0,15 0,09 0,6 0,42
6. Patas II 0,05 0,03 0,25 0,5 0,05 0,2 0,1 0,2
7. Malungai Raya 2 1,6 0,5 0,9 0,1 0,06
8. Sire 0,01 0,008 0,1 0,2 0,05 0,04
9. Marga Jaya 0,1 0,08 0,1 0,08 0,1 0,18 0,075 0,14 0,5 0,3
10. Muka Haji 0,3 0,54 0,1 0,18 0,1 0,06
11. Ruhing Raya 0,05 0,04 0,1 0,18 0,15 0,27 0,1 0,15
12. Bintang Ara 0,1 0,08 0,25 0,45 0,4 0,72 0,68 0,4
13. Baruang 0,02 0,016 0,1 0,06 0,1 0,08 0,15 0,09
14. Ngurit 0,5 0,4 0,2 0,16 0,1 0,1 0,75 0,52
15. Wungkur Baru 0,01 0,008 0,1 0,07 0,5 0,3
16. Muara Singan 0,2 0,12 0,3 0,24 0,5 0,9 0,1 0,09 0,2 0,12
17. Patas I 0,1 0,09 0,25 0,17 0,5 1 0,5 0,9 0,3 0,15
18. Sei Paken 0,1 0,18 0,1 0,18 0,25 0,15
19. Wayun 0,5 0,4 0,1 0,08 0 0 0 0 0,5 0,3
20. Ugang Sayu 0,1 0,08 0,02 0,016 0,2 0,36 0,1 0,18 0,35 0,21
21. Palurejo 1,5 1,2 1 0,8 1 0,8 1 0,9 2 1,4
Jumlah 3,89 4,31 1,77 2,4 4,65 15,4 3,78 5,61 9,88 5,74

Sumber Monografi Tingkat Desa

Memahami Tabel 8 di atas dapat di jelaskan bahwa daerah Kecamatan Gunung Bintang Awai cukup berhasil dalam mengembangkan berbagai usaha budidaya sayuran, yang dapat dilihat dari minat masyarakat yang rata-rata menanam jenis sayuran walaupun masih dalam jumlah sedikit, oleh sebab itu modal utama dalam usaha mengembangkan sayuran khususnya untuk masyarakat didaerah ini sendiri adalah motivasi dari penyuluh di WKPP nya.

  1. Komonditi Perkebunan

Komoditi perkebunan yang diusahakan oleh petani di wilayah Kecamatan Gunung Bintang awai antara lain karet, kelapa, kakao dan kelapa sawit. Dari keseluruhan jumlah tanaman perkebunan, yang paling dominan adalah komonditi tanaman karet, karena karet merupakan tanaman andalan petani di Wilayah Kecamatan Gunung Bintang awai, serta sebagian besar petani menggantungkan hidupnya dari hasil tanaman karet tersebut. Luasan dan produksi tanaman perkebunan dapat disajikan pada Tabel 9 berikut ini:

Tabel 9. Data Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan Tahun 2015

No Desa Karet Kelapa K.Sawit Kopi Cengkeh
Ls (ha) Pd (ton) Ls (ha) Pd (ton) Ls (ha) Pd (ton) Ls (ha) Pd (ton) Ls (ha) Pd (ton)
1. Tabak Kanilan 1.468 2.703,6 4,1 90 1,5 0,1
2. Kayumban 218 392,4 1 3
3. Bipak Kali 610 1.098 1 3 0,25 0,017
4. Sarimbuah 530 1.035 2 6 0,5 0,1 0,007
5. Gagutur 498 896,4 2 6 0,75 0 0
6. Patas II 374 1.009 1,5 4,5 0,5 0,05
7. Malungai Raya 213 383,4 1 3 1 0,07
8. Sire 250 675 0,5 1,5
9. Marga Jaya 84 7,5 3 4,5 2 0,5 0,035
10. Muka Haji 500 900 0,5 1,5
11. Ruhing Raya 246,4 665 2 6 0,5
12. Bintang Ara 1.940 3.492 2 6 1 0,5 0,035
13. Baruang 1.095 1.971 1 3 0,2
14. Ngurit 170 459 1 3
15. Wungkur Baru 187,5 506,2 1 3 0,5 0,25 0,017
16. Muara Singan 758 1.364 3 9 1,5 0,12 0,25 0,01
17. Patas I 1.420 2.556 3 9 0,3 0,1 0,5 0,4
18. Sei Paken 1.500 2.700 1 3 1 1,5 0,5 0,035
19. Wayun 140,5 252,9 1 3 1 0,7 0,04
20. Ugang Sayu 75 135 2 6 0,70 0,25 0,017
21. Palurejo 236 849,6 1 3,5 0,5 0 0,05 0
Jumlah 12.513,4 24.051 34,1 177,5 11.95 1,72 5,45 0,73

Sumber Monografi Tingkat Desa

Sabungan

No Desa Rumbia Aren Jarak J.Mente Jahe Kakao
Ls (ha) Pd (ton) Ls (ha) Pd (ton) Ls (ha) Pd (ton) Ls (ha) Pd (ton) Ls (ha) Pd (ton) Ls (ha) Pd (ton)
1. Tabak Kanilan 1,6 2,5 1 0,1 0,25 0,2
2. Kayumban 0,5 1 0,1 0,08
3. Bipak Kali 0,5 0,5 0,05 0,04
4. Sarimbuah 0,2 0,2 0,1 0,1 0,08
5. Gagutur 4 1 0,07 0,25 0,02
6. Patas II 1 0,2 0,1 0,08
7. Malungai Raya 0,25 0,4 40 18
8. Sire 0,3 0,5 0,03 0,01
9. Marga Jaya 0,1 0,1 0,25 0,2
10. Muka Haji 0,2 0,1 0,08
11. Ruhing Raya 0,5 0,1 0,1
12. Bintang Ara 0,1 0,08
13. Baruang 0,25 0,5 0,1 0,08
14. Ngurit 0,5 0,4 173 311,4
15. Wungkur Baru 0,07 0,1 0,08
16. Muara Singan 0,25 0,2 0,28
17. Patas I 0,5 0,2 0,25 0,3
18. Sei Paken 0,1 0,08
19. Wayun 0,15 0,12
20. Ugang Sayu 1 0,2 0,16
21. Palurejo 0,1 0,08 3 0,22
Jumlah 8,5 2,7 7 0,2 0,44 2,93 3,05 216 329,62

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

Ket: – Ls = Luas, – Pd = Produksi

Tabel 9 diatas menunjukkan bahwa produksi komonditi tanaman karet daerah ini sangat besar sekali, namun yang menjadi permasalahan adalah banyaknya jumlah tanaman yang kurang produktif akibat tidak dikelola dengan baik oleh petani, dan perilaku masyarakat yang kurang baik dalam mengolah hasil karet tersebut menyebabkan harga karet sangat tidak sebanding dengan nilai input untuk kegiatan usahatani tanaman karet itu sendiri.

  1. Peternakan
  2. Ternak Besar

Tabel 10. Data Populasi dan Produksi Ternak Besar

No Desa Sapi Kerbau Babi Kambing
Pp (ekor) Pd

(ton)

Pp (ekor) Pd

(ton)

Pp (ekor) Pd

(ton)

Pp (ekor) Pd

(ton)

1. Tabak Kanilan 32 9,6 564 9,33 16 1,12
2. Kayumban 18 0,84 17 0,68
3. Bipak Kali 48 1,44
4. Sarimbuah 40 0,9
5. Gagutur 567 17,01
6. Patas II 1 0,3 25 0,8 2 0,1
7. Malungai Raya 10 3 20 0,6 7 0,49
8. Sire 5 1,5
9. Marga Jaya 34 10,2
10. Muka Haji 53 15,9 3 0,3
11. Ruhing Raya 50 1,5
12. Bintang Ara 35 1,05
13. Baruang 85 2,5
14. Ngurit 15 0,45
15. Wungkur Baru 29 0,87
16. Muara Singan 2 0,6
17. Patas I 47 1,41
18. Sei Paken 35 1,05
19. Wayun 30 9 44 1,23 56 3,57
20. Ugang Sayu 90 2,7
21. Palurejo 80 24 996 29,8 412 24,7
Jumlah 215 74,1 2.708 81,24 497 30,96

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

Ket: – Pp = Populasi,       – Pd = Produksi

Dari Tabel 10 dapat kita jelaskan bahwa jumlah ternak besar didaerah ini lebih di dominasi oleh Ternak Babi dan selanjutnya ternak Kambing dan Sapi. Hal ini merupakan peluang besar dalam penyediaan pupuk kandang yang cukup terutama untuk kegiatan budidaya tanaman sayur-sayuran dan palawija didaerah ini, oleh sebab itu pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatannya perlu ditingkatkan oleh bimbingan dari para Penyuluh di WKPP masing-masing.

  1. Ternak Unggas

Tabel 11.   Data Populasi Dan Produksi Unggas

No Desa Ayam Buras Itik Puyuh
Populasi (ekor) Produksi Populasi (ekor) Produksi Populasi (ekor) Produksi
(ton) Butir (ton) Butir (ton) Butir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Tabak Kanilan 1.785 1,31 31.644 108 0,43 19.440 25 540
2. Kayumban 241 0,18 4.338 250 0,15 9.000
3. Bipak Kali 203 0,406 3.654

 

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
4. Sarimbuah 794 0,59 14.292 35 0,1 6.300
5. Gagutur 1.022 0,76 18.396
6. Patas II 210 0,15 3.780 20 0,03 2.700
7. Malungai Raya 760 1,52 27.360
8. Sire 785 0,57 14.130 80 0,15 12.600
9. Marga Jaya 424 0,3 5.350 9 0,02 1.500
10. Muka Haji 750 0,52 13.500 53 0,07 9.000
11. Ruhing Raya 500 0,37 8.000 85 0,12 14.400
12. Bintang Ara 150 0,3 5.400
13. Baruang 2.795 1,39 33.300 225 0,33 36.000
14. Ngurit 213 0,15 3.800 20 0,06 3.240
15. Wungkur Baru 154 0,11 2.770 8 0,01 1.260
16. Muara Singan 2.400 1,6 21.600 121 0,18 19.800
17. Patas I 905 0,67 16.290 25 0,03 3.600 125 12.000
18. Sei Paken 250 0,14 6.000
19. Wayun 592 0,8 10.040 19 0,06 3.600
20. Ugang Sayu 114 0,1 3.456 12 0,03 1.800
21. Palurejo 2.560 1,28 46.080 625 0,9 112.800
Jumlah 17.607 13.216 279.194 1.695 2,67 140.756 150 552

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

Ket: – Pp = Populasi, – Pd = Produksi

Dari Tabel 11 dapat kita jelaskan bahwa jumlah ternak unggas didaerah ini, khususnya Ayam Buras dan Itik cukup banyak untuk pemenuhan kebutuhan daging dan telor, disamping itu juga merupakan potensi besar dalam penyediaan pupuk kandang untuk kebutuhan dalam usaha budidaya tanaman sayur-sayuran dan palawija, sehingga input saprodi usahatani dari luar dapat dikurangi.

 

  1. Perikanan
  2. Budidaya Ikan Dalam Keramba / Jaring Apung

Usaha budidaya ikan dalam keramba/jaring apung maupun usaha budidaya ikan dalam keramba di daerah Kecamatan Gunung Bintang Awai masih belum begitu diminati masyarakat, hal itu disebabkan karena sebagian besar masyarakat umumnya banyak yang melakukan kegiatan usaha di bidang lainnya yang dianggap lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan usaha budidaya ikan. Kondisi usaha budidaya ikan dalam keramba/jaring apung maupun dalam kolam dapat disajikan pada Tabel 12 dan Tabel 13 berikut ini:

Tabel 12. Data Luasan dan Produksi Ikan Dalam Keramba / Jaring Apung

No. Desa Jenis Ikan Dalam Keramba /Jaring Apung
Patin Ikan Mas Nila Lele Gabus Gurami/Bawal
KB/JA

(bh)

Prod

(ton)

KB/JA

(bh)

Prod

(bh)

KB/JA

(bh)

Prod

(ton)

KB/JA

(bh)

Prod

(bh)

KB/

JA

(bh)

Prod

(ton)

KB/

JA

(bh)

Prod

(ton)

1. Tabak Kanilan
2. Kayumban
3. Bipak Kali
4. Sarimbuah
5. Gagutur
6. Patas II
7. Malungai Raya
8. Sire 5 1,25
9. Marga Jaya
10. Muka Haji
11. Ruhing Raya
12. Bintang Ara
13. Baruang
14. Ngurit
15. Wungkur Baru 3 1,5 1 0,5
16. Muara Singan
17. Patas I
18. Sei Paken
19. Wayun
20. Ugang Sayu
21. Palurejo 4 3,2 4 2 4 2 0 4 2
Jumlah 12 5,95 5 2,05 4 2 4 2

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

  1. Budidaya Ikan Dalam Kolam

Tabel 13. Data Jumlah Luasan dan Produksi ikan Budidaya dalam kolam

No Desa Jenis Ikan Dalam Kolam
Patin Ikan Mas Nila Lele Gabus Gurami
Klm (bh) Prod

(ton)

Klm (bh) Prod

(ton)

Klm (bh) Prod

(ton)

Klm (bh) Prod

(ton)

Klm (bh) Prod

(ton)

Klm (bh) Prod

(ton)

1. Tabak Kanilan 48 1,2 16 0,8
2. Kayumban 3 0,37
3. Bipak Kali
4. Sarimbuah 4 3 0,1
5. Gagutur
6. Patas II 5 0,5 3 0,17
7. Malungai Raya
8. Sire 5 1
9. Marga Jaya 2 1 8 4 3 1 4 2 3 1,5
10. Muka Haji 10 1,5
11. Ruhing Raya 4 1 1
12. Bintang Ara
13. Baruang 4 1
14. Ngurit
15. Wungkur Baru 1 0,12 1 0,12
16. Muara Singan 15 2,25 2 1 3 3
17. Patas I 1 0,12
18. Sei Paken
19. Wayun 2 1,25 2 0,62 3 1,25 30 1,8
20. Ugang Sayu
21. Palurejo 1 0,4 4 0,6 2 1
Jumlah 98 8,9 10 2,46 26 8,01 3 1 4 2 36 6,3

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

  1. Ikan Tangkapan

Tabel 14. Data Jumlah Produksi Ikan tangkapan

No Desa Produksi Ikan Tangkapan (ton)
Jelawat Lampan Jambal Gabus Lais Tauman Tambakan Balida Udang Betok Benangin Bilis lainnya
1. Tabak Kanilan 0,3 0,5 0,5 1,5 0,6 0,3 0,2 0,1 0,7 0,3 0,4 0,01 0,5
2. Kayumban 0,05 0,1 0,1 1 0,1 0,2 0,05 0,08 0,4 0,5
3. Bipak Kali 0,02 0,04 0,01 0,04 0,03 0,02
4. Sarimbuah 0,01 0,05 0,01 0,02
5. Gagutur 0,05 0 0,05 0,01 0,01
6. Patas II 0,4 1,2 0,05 0,02 0,01 0,05 0,5
7. Malungai Raya 0,1 0,5 0,2 1 0,05 0,7 0,02 0,1 1
8. Sire 0,07 0,08 0,1 0,5 0,3 0,05 0,12 0,22 0,11 0,03 0,02 0,12 0,1
9. Marga Jaya 0,01 0,01
10. Muka Haji 0,1 0,1 1 0,02 0,1 0,2
11. Ruhing Raya 0,05 0,02 0,02 0,3 0,03 0,02 0,01 0,02 0,01 0,01 0,7
12. Bintang Ara 0,05 1 0,02 2 0,1 2 0,5 0,1 0,1 0,01 1,5
13. Baruang 0,05 0,2 0,5 0,01 0,1 0,1
14. Ngurit 0,02 0,02 0,01 0,05
15. Wungkur Baru 0,03 0,01 0,02
16. Muara Singan 0,1 0,02 0,1 1 2 0,3 0,2 0,02 0,07 1
17. Patas I 0,8 0,2 0,5 1,5 1 1 0,5 0,1 0,2 0,6 2
18. Sei Paken 0,5 0,1 0,01 0,1
19. Wayun 0,02 0,01 0,02
20. Ugang Sayu 0,1 0,3 0,05 0,01 0,01 0,05
21. Palurejo 0,01
Jumlah 1,57 2,52 2,66 12,48 4,25 4,96 1,61 0,85 0,79 0,41 1,02 0,15 8,32

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

  1. Kehutanan

Tabel 15.   Data Luas Dan Produksi Kehutanan

No Desa Rotan Jati Damar

(ton)

Jelutung

(ton)

Ky.Hutan

(M3)

Luas (ha) Prod. (ton) Luas

(ha)

Prod. (M3)
1. Tabak Kanilan 11,8 472 60
2. Kayumban 12 48 40
3. Bipak Kali 25
4. Sarimbuah 60
5. Gagutur 1 4 250
6. Patas II 30 120 500
7. Malungai Raya 1.000
8. Sire 110 440 20
9. Marga Jaya
10. Muka Haji 150 600 35
11. Ruhing Raya 50
12. Bintang Ara 45 180 1.500
13. Baruang 5 20 150
14. Ngurit 600
15. Wungkur Baru 10
16. Muara Singan 50 200 20
17. Patas I 40 160 250
18. Sei Paken 200
19. Wayun 40
20. Ugang Sayu 5 5
21. Palurejo
Jumlah 454,8 2.244 40 0 5 4.775

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

 

  1. Luas Pola Usahatani

Tabel 16. Data Luas Pola Usahatani dan Jumlah Kepala Keluarga Tani

No. Desa Pola Usaha Tani (Ha) Petani

(KK)

Sawah Ladang
1. Tabak Kanilan 285 12 492
2. Kayumban 110 100 210
3. Bipak Kali 92 280
4. Sarimbuah 50 33 83
5. Gagutur 50 121
6. Patas II 20 80
7. Malungai Raya 76 152
8. Sire 125 65 124
9. Marga Jaya 63
10. Muka Haji 150 50 105
11. Ruhing Raya 20 67
12. Bintang Ara 80 93
13. Baruang 8 7 35
14. Ngurit 200 284
15. Wungkur Baru 31 43
16. Muara Singan 200 150
17. Patas I 30 100 120
18. Sei Paken 125 95
19. Wayun 10 56
20. Ugang Sayu 5 106 190
21. Palurejo 87 328
Jumlah 963 1.264 3.171

Sumber Monografi Tingkat Desa

 

Dari Tabel 16 diatas dapat kita jelaskan bahwa pola usahatani masyarakat wilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai masih di dominasi oleh usaha budidaya pada lahan kering (lading), dan sangat tergantung pada keadaan musim serta ketersediaan air tanah. Namun demikian luasan tersebut masih sangat banyak yang tidak tergarap pada tahun 2015 ini, sehingga upaya penyuluhan untuk merubah sikap dan perilaku usahatani sangat perlu untuk ditingkatkan menjadi petani-petani yang maju dan mandiri serta menuju ke arah usahatani yang bersifat usaha agribisnis pertanian.

  1. KEADAAN SUMBER DAYA MANUSIA
  2. Jumlah Sumber Daya Penyuluh

Sumber Daya Manusia Penyuluh Pertanian, PNS maupun THL-TB serta Kontrak daerah, merupakan ujung tombak yang sangat menentukan tercapainya tujuan melalui kegiatan penyuluhan pertanian di WKBPP Kecamatan Gunung Bintang Awai tahun 2015. Keadaan SDM penyuluh pertanian di wilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai dapat disajikan pada Tabel 17 sebagai berikut:

Tabel 17. Data Jumlah Penyuluh Pertanian

     UPTB BPP Kecamatan Gunung Bintang Awai

No Desa Nama Pangkat / Gol Ruang Jabatan
1 Tabak Kanilan AKIPTAN THL TB
2. Kayumban HAREASI THL TB
3. Bipak Kali LEGIANTO THL TB
4. Sarimbuah EVVI ERAWATI, SP Kontrak Daerah
5. Gagutur YESIANA Pengatur Muda TK. I/ IIb PP Pelaksana
6. Patas II H.M. HAIRANI, SP Penata Muda / III a PPP Pertama
7. Malungai Raya SISWANTO EFENDI THL TB
8. Sire YENTHAINE THL TB
9. Marga Jaya CITANI THL TB
10. Muka Haji SURADI Pengatur / II c PP. Pelaksana
11. Ruhing Raya APRIANTO. P THL TB
12. Bintang Ara
13. Baruang HORIATI, SP THL TB
14. Ngurit BERIANSYAH THL TB
15. Wungkur Baru HARIATI THL TB
16. Muara Singan ANIE MILAWATI Honor Kontrak
17. Patas I SRI SUMIATI Pengatur Muda TK. I / II b PNS
18. Sei Paken CHRISTMAS.P, A.Md THL TB
19. Wayun FERINIA Pengatur Muda TK I / II b PP.Pelaksana
20. Ugang Sayu HEDRI, A.Md THL TB
21. Palu Rejo ABDIN FOWO, SP THL TB
22 KJF. Suvervisi LINGAI Penata Muda TK. I / III b PNS
23 KJF. Programer RAPNIANTO, SST Penata Muda / III a PNS

Sumber Data Pegawai UPTB BPP Kec. Gunung Bintang Awai Tahun 2015

Memperhatikan Tabel 17 diatas, dapat kita jelaskan bahwa hanya ada 1 (satu) desa yang tidak memiliki penyuluh dan ada 2 orang Kelompok Fungsional UPTB-BPP, itu berarti kemungkinan untuk meningkatkan produksi dan produktifitas usahatani sudah semestinya dapat terlaksana sesuai dengan harapan kita bersama. Oleh sebab itu sebagai Penyuluh harus mampu menjadi mesin yang berfungsi dengan baik dalam menggerakkan petani dan keluarganya untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan programa masing-masing penyuluh pada desanya.

 

  1. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur

Jumlah penduduk menurut golongan umur di Kecamatan Gunung Bintang Awai, dapat dibagi menjadi 3 kategori umur, meliputi golongan umur 0-15 tahun dimana pada golongan usia ini merupakan masa belum produktif, golongan umur 16-55 tahun, golongan umur inilah yang merupakan golongan usia sangat produktif, dan umur >56 tahun, dimana pada golongan tersebut merupakan usia yang sudah tidak produktif (Bakir & Marning, 1984). Golongan umur penduduk wilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai, dapat disajikan pada Tabel 18 dibawah ini:

Tabel 18. Data Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur

No. Desa Umur (tahun/jiwa) Jenis Kelamin (jiwa) Total

(Jiwa)

0 -15 16 – 55 > 56 Laki-laki Perempuan
1. Tabak Kanilan 794 1.846 208 1.375 1.473 2.848
2. Kayumban 164 318 265 366 381 747
3. Bipak Kali 345 394 52 373 418 791
4. Sarimbuah 120 154 25 149 150 286
5. Gagutur 120 680 89 490 399 889
6. Patas II 128 174 30 170 162 332
7. Malungai Raya 176 260 39 234 241 475
8. Sire 180 295 79 288 266 554
9. Marga Jaya 67 217 44 176 152 328
10. Muka Haji 208 345 103 330 328 656
11. Ruhing Raya 166 197 95 231 227 458
12. Bintang Ara 242 278 42 301 261 562
13. Baruang 88 154 23 141 124 265
14. Ngurit 320 792 40 553 599 1.152
15. Wungkur Baru 119 245 15 202 177 379
16. Muara Singan 581 794 149 750 773 1.523
17. Patas I 1.216 1.310 426 1.524 1.428 2.952
18. Sei Paken 96 134 50 138 142 280
19. Wayun 332 586 72 522 458 980
20. Ugang Sayu 322 265 493 539 540 1.079
21. Palurejo 907 1.893 247 1.616 1.536 3.142
Jumlah 6.691 11.331 2.586 10.468 10.235 20.678

Sumber Statistik Kecamatan GB Awai dan Monografi Tingkat Desa 2015

Berdasarkan Tabel 18 diatas dapat kita jelaskan bahwa golongan umur yang dominan di Kecamatan Gunung Bintang Awai adalah lebih besar jumlah usia yang produktif, dengan persentase umur produktif adalah 54,79% dari total jumlah penduduk, dimana dari jumlah penduduk yang ada di wilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai terdapat jenis kelamin laki-laki sebesar 50,62% atau lebih banyak dibandingkan jumlah jenis kelamin Perempuan. Golongan umur produktif dan jenis kelamin tersebut merupakan suatu potensi besar dalam kegiatan pengembangan usaha pertanian, dimana pada usia produktif dan tenaga yang kuat tersebut akan lebih mampu dalam melakukan berbagai kegiatan usaha termasuk bidang usahatani, jika didorong dengan pembinaan dan bimbingan dari penyuluh secara baik dan kontinue.

 

  1. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan

Tingkat pengetahuan, perubahan sikap dan keterampilan manusia berbeda-beda. Secara nyata bahwa pendidikan manusia sangat mempengaruhi terhadap kemampuannya dalam mengadopsi-inovasi teknologi dan informasi baru dan lebih maju serta lebih efektif dan efisien. Penduduk di Kecamatan Gunung Bintang Awai menurut tingkat pendidikan dapat disajikan pada Tabel 19 dibawah berikut ini:

Tabel 19. Data Jumlah Penduduk Menurut Golongan Pendidikan

NO Desa Jumlah Penduduk
Belum / Tidak

Sekolah

Belum Tamat

SD

SD SLTP SLTA Akademi S1 S2
1. Tabak Kanilan 124 163 443 331 1.507 211 69
2. Kayumban 219 47 172 165 134 8 2
3. Bipak Kali 294 89 170 140 85 10 3
4. Sarimbuah 60 16 37 17 193 12 11
5. Gagutur 71 150 150 102 351 14 8
6. Patas II 12 45 101 130 42 2 2
7. Malungai Raya 230 52 81 75 35 2
8. Sire 70 72 185 167 55 2 3
9. Marga Jaya 65 46 154 47 12 3 1
10. Muka Haji 116 67 242 112 115 4 5
11. Ruhing Raya 18 14 103 42 237 18 26
12. Bintang Ara 75 80 134 211 53 8 1
13. Baruang 28 20 72 71 63 6 5
14. Ngurit 149 200 257 175 351 10 10
15. Wungkur Baru 113 24 95 75 62 5 5
16. Muara Singan 305 441 545 128 87 11 6
17. Patas I 359 658 458 794 592 43 48
18. Sei Paken 122 37 56 35 29 1
19. Wayun 286 268 139 226 94 7 16
20. Ugang Sayu 202 120 273 182 214 21 67
21. Palurejo 546 479 1.230 518 339 13 17
Jumlah 3.464 3.088 5.097 3.743 3.144 410 306

Sumber Sstatistik Kecamatan GB Awai dan Monografi Tingkat Desa 2015

Dari Tabel 19 diatas dapat kita jelaskan bahwa tingkat pendidikan penduduk di wilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai adalah rata-rata berpendidikan cukup baik, dimana jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan menengah (SLTP) sampai perguruan tinggi adalah sebanyak 36,76%, dari total jumlah penduk seluruhnya . Keadaan tersebut merupakan modal besar dalam pembangunan, khusunya dibidang pertanian, karena pendidikan yang cukup baik akan sangat memudahkan penyuluh memberikan pemahaman dan pengertian terhadap teknologi dan informasi usahatani yang lebih maju, lebih efektif dan efisien, namun demikian sebaliknya jumlah masyarakat yang memiliki pendidikan cukup baik tersebut akan menjadi motor pengerak; baik untuk menolak apa yang disampaikan oleh penyuluh ataupun untuk mendengarkan serta menerapkan teknologi dan informasi yang di sampaikan melalui penyuluhan. Oleh sebab itu sumber daya itu perlu didekati, dipahami dan dikelola dengan baik sehingga menjadi potensi yang bermanfaat bagi penyuluhan dan pengembangan usahatani.

  1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pencaharian

Penduduk Kecamatan Gunung Bintang Awai dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis kategori mata pencaharian, antara lain : PNS, pedagang, petani-nelayan, buruh tani dan swasta lain. Kelompok masyarakat Tani merupakan kelompok terbesar di wilayah ini, hal itu terlihat dari mayuritas masyarakat yang menggantungkan hidupnya dan keluarganya dari hasil usahatani yaitu menyadap karet. Jumlah penduduk di Kecamatan Gunung Bintang Awai menurut jenis mata pencaharian dapat disajikan pada Tabel 20 berikut ini:

Tabel 20. Data Jumlah Penduduk Menurut Jenis Pencaharian

No Desa PNS TNI/

Polri

Peda-

gang

Petani/

Nelayan

Buruh

Tani

Swasta

Lainnya

KK

Petani

KK
1. Tabak Kanilan 88 5 102 2.134 185 331 492 586
2. Kayumban 8 12 181 2 8 210 235
3. Bipak Kali 10 16 331 32 280 791
4. Sarimbuah 7 9 82 53 83 167
5. Gagutur 25 0 15 400 2 34 121 252
6. Patas II 3 4 146 6 3 80 83
7. Malungai Raya 5 4 152 2 32 152 160
8. Sire 1 15 165 8 3 124 155
9. Marga Jaya 2 7 123 82 25 63 97
10. Muka Haji 7 8 128 2 13 105 181
11. Ruhing Raya 24 1 12 366 45 38 67 119
12. Bintang Ara 8 3 125 93 136
13. Baruang 4 4 60 1 3 35 68
14. Ngurit 10 12 284 284 292
15. Wungkur Baru 3 8 71 13 71 95
16. Muara Singan 5 22 147 21 68 150 284
17. Patas I 28 3 125 795 58 984 120 754
18. Sei Paken 3 10 150 15 95 178
19. Wayun 10 24 45 50 15 134 278
20. Ugang Sayu 61 5 29 192 150 190 434
21. Palurejo 16 5 37 2.482 84 518 328 883
Jumlah 328 19 478 8.559 548 2.338 3.277 6.228

Sumber Sstatistik Kecamatan GB Awai dan Monografi Tingkat Desa 2015

Berdasarkan Tabel 20 diatas, dapat kita jelaskan bahwa 69,75% dari jumlah penduduk yang sudah bisa bekerja (12.270 Jiwa) diwilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai adalah memiliki mata pencaharian dibidang usahatani/nelayan. Hal itu berarti potensi besar untuk mengembangkan usaha pertanian dengan pembinaan dan pendampingan oleh Penyuluh Pertanian akan memungkinkan dapat disambut baik oleh hampir setengah dari masyarakat Kecamatan Gunung Bintang Awai, oleh sebab itu salah satu cara pemerintah melalui bantuan dana Percontohan Penyuluh agar penyuluh bisa membuktikan bahwa usahatani itu mampu menopang perekonomian keluarga, sehingga minat dan semangat masyarakat tani untuk memberanikan dirinya menjadi inovator-inovator dalam usaha pertanian akan berkembang.pada akhirnya usahatani dapat menunjukkan bahwa bukti bahwa kegiatan tersebut mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.

  1. KEADAAN KELEMBAGAAN PETANI
  2. Kelas Kelompok tani

Untuk memudahkan kegiatan pembinaan dan pencapaian tujuan penyuluhan serta pencapaian tujuan bersama dalam usahatani, maka kelompoktani sangat perlu dikembangkan menjadi kelompoktani-kelompoktani yang mampu mandiri. Keadaan dan kondisi kelompoktani di wilayah kec Gunung Bintang Awai dapat di sajikan seperti Tabel 21 berikut ini.

Tabel 21. Data Kondisi dan Kelas Kelompok Tani

No Nama Desa Kelas Kelompok Tani (buah)
Blm dikukuhkan Pemula Lanjut Madya Utama
1. Tabak Kanilan 1 6 2
2. Kayumban 1 4
3. Bipak Kali 4
4. Sarimbuah 1 1 2
5. Gagutur 6
6. Patas II 6
7. Malungai Raya 6
8. Sire 3 1
9. Marga Jaya 2 4
10. Muka Haji 3 3
11. Ruhing Raya 1 2
12. Bintang Ara 2
13. Baruang 2
14. Ngurit 6
15. Wungkur Baru 6
16. Muara Singan 2 4
17. Patas I 1 7 1
18. Sei Paken 7
19. Wayun 4 5
20. Ugang Sayu 2 2
21. Palurejo 14 1
Jumlah. 31 71 21 2

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

Tabel 21 diatas menunjukkan bahwa kondisi 125 kelompoktani yang yang ada diwilayah Kec. Gunung Bintang Awai masih rata-rata belum mandiri, bahkan masih banyak belum di kukuhkan kelompoknya, serta 81,6% masih memiliki kelas kemampuan poktan yang masih tingkat Pemula. Disinilah tugas yang harus diselesaikan oleh penyuluh dengan segera, bahwa penyuluh mampu menciptakan petani-petani menjadi mandiri dalam berusahatani, mampu menolong dirinya dan mampu mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya, merupakan faktor kunci untuk membuktikan suatu keberhasilan proses pembelajaran bagi petani dan kelompoktani.

 

  1. Jumlah Anggota dan Rata-Rata Luas Garapan

Tabel 22. Data Jumlah Anggota dan Rata-Rata Luas Garapan

No Desa / Kelompok Tani Jumlah Rata2 Luas

Garapan (ha)

Status Pemilikan (KK)
Anggota

Kel. Tani

Anggota

Masuk KUD

Pemilik Pengga

rap

Buruh Sakap
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Tabak Kanilan 225 1 215 10
2. Kayumban 90 2 180
3. Bipak Kali 73 1 73
4. Sarimbuah 80 1 80
5. Gagutur 122 0,5 122
6. Patas II 63 3 58 5
7. Malungai Raya 127 0,57 152
8. Sire 126 0,5 154 8
9. Marga Jaya 123 1 123
10. Muka Haji 128 1,5 128
11. Ruhing Raya 69 1 69
12. Bintang Ara 30 1,5 30
13. Baruang 60 1 60
14. Ngurit 177 1 177
15. Wungkur Baru 116 0,5 116
16. Muara Singan 150 1,3 200
17. Patas I 189 1 189
18. Sei Paken 150 1 150
19. Wayun 184 1,5 170 4 10
20. Ugang Sayu 114 1 114
21. Palurejo 262 0,3 262
Jumlah 2.658 2.822 21 23

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

  1. KEADAAN KELEMBAGAAN DESA

Tabel 23. Kelembagaan Desa di Wilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai

No Desa Kelembagaan Desa (Buah)
Pemdes BPD PKK Kel.Tani Gapoktan P3A UPJA Posyandu KWT Dasa Wisma K.Taruna LPM
1. Tabak Kanilan 1 1 1 9 1 1 2 1 12 1 1
2. Kayumban 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1
3. Bipak Kali 1 1 1 1 1 1
4. Sarimbuah 1 1 1 4 1 1 1 1 1
5. Gagutur 1 1 1 6 1 1 1 1 1
6. Patas II 1 1 1 6 1 3 4 4 1
7. Malungai Raya 1 1 1 6 1 1
8. Sire 1 1 1 4 1 1 1 1 1
9. Marga Jaya 1 1 1 6 1 1
10. Muka Haji 1 1 1 6 1 1 1 1 1
11. Ruhing Raya 1 1 1 7 1 2 2 1 1
12. Bintang Ara 1 1 1 2 1 1
13. Baruang 1 1 1 2 1 1
14. Ngurit 1 1 1 6 1 1 1

 

15. Wungkur Baru 1 1 1 6 1 1 1 3
16. Muara Singan 1 1 1 6 1 2 1 1 1
17. Patas I 1 1 1 9 1 2 1 1 1 1
18. Sei Paken 1 1 1 7 1
19. Wayun 1 1 1 9 1 1 1 1
20. Ugang Sayu 1 1 1 4 1 1 1 1 1
21. Palurejo 1 1 1 15 2 2
Jumlah 21 21 21 125 15 3 4 28 13 27 13 9

Sumber Monografi Kecamatan GB Awai dan Monografi Tingkat Desa 2015

  1. PRODUKTIFITAS DAN KETERSEDIAAN PANGAN

Produksi diwilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai dengan luas panen sebesar 1.499,2 Ha dari luasan lahan 1.901,28 ha, maka produksinya yaitu sebesar 3.131 ton GKP/ tahun. Produktifitas dan Ketersediaan Pangan di Kecamatan Gunung Bintang Awai tahun 2015 dapat sajikan pada Tabel 24 sebagai berikut:

Tabel 24. Produktifitas Dan Ketersediaan Beras

No. Desa Jumlah Penduduk

(jiwa)

Produksi/thn (Ton) Profitas kwt/ha/thn

(Beras)

Konsumsi

/thn

(Ton)

Surplus /Minus (ton)
GKG Beras
1. Tabak Kanilan 2.848 772,67 488,32 24,7 395,87 +92,45
2. Kayumban 747 108,1 68,31 6,21 103,83 – 35,52
3. Bipak Kali 791 90,51 57,2 18 109,94 – 52,74
4. Sarimbuah 286 93 58,8 12,5 39,75 + 19,05
5. Gagutur 889 68,8 43,48 10,8 123,57 – 80,09
6. Patas II 332 29,41 18,58 9,2 46,14 -27,56
7. Malungai Raya 475 112 70,78 19 66,02 + 4,76
8. Sire 554 236,5 149,4 13,5 77 +72,4
9. Marga Jaya 321 2,8 1,77 17 44,61 – 42,84
10. Muka Haji 656 361,63 228,5 15,2 91,18 +130,32
11. Ruhing Raya 458 44,72 28,26 14 63,62 -35,39
12. Bintang Ara 562 118,25 74,73 20 78,11 – 3,38
13. Baruang 265 29,67 18,75 12,5 36,83 -18,08
14. Ngurit 1.152 326,8 206,53 10,3 160,12 46,4
15. Wungkur Baru 379 46,4 29,35 0,97 52,68 – 23,33
16. Muara Singan 1.523 325,08 205,45 10,2 211,69 -6,24
17. Patas I 2.952 311,75 197 15 410,3 – 213,3
18. Sei Paken 280 14,82 9,36 19 38,92 – 29,56
19. Wayun 1.005 5,77 3,65 9,1 139,7 – 136,05
20. Ugang Sayu 1.079 83,35 52,67 23 149,98 – 97,31
21. Palurejo 3.142 131,6 83,15 9 436,73 – 353,5
Jumlah. 20.678 2.505 1.583,2 12,29 2.876,6 – 1.293,4

Sumber Monografi dan Laporan Intesifikasi Tan. Pangan Tingkat Desa

Dari Tabel 24 diatas dapat kita jelaskan bahwa dengan asumsi GKP adalah 86% dan menjadi ke Beras adalah mengalami penyusutan 63,20% maka ketersediaan beras untuk wilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai adalah 1.583,2 ton/thn yang berarti dengan jumlah penduduk pada tahun 2015 sebanyak 20.678 jiwa, dengan kusumsi 2.876,6 Ton/thn (139 Kg/jiwa/thn), maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan pangan khususnya beras untuk daerah ini adalah Minus 1.293,4 Ton/thn.

Kondisi demikian disebabkan oleh kebiasaan petani yang masih melakukan pertanaman padi pada lahan kering (padi Gogo) secara berpindah-pindah, serta tingkat produktifitas padi sawah per hektar yang masih sangat rendah dibandingkan dengan tingkat produktifitas padi sawah di Kecamatan lainnya diwilayah Kabupaten Barito Selatan, penyebab utamanya antara lain teknik budidaya tidak sesuai anjuran serta kebiasaan petani tetap menanam varitas padi lokal, ditambah lagi dengan keadaan musim banjir pada musim tanam okmar 2014/2015 yang lalu.

  1. KEADAAN SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan Gunung Bintang Awai meliputi sarana prasarana irigasi, sapras usahatani, transportasi usahatani, sarana produksi dan sarana prasarana perekonomian.

  1. Sarana Prasarana Irigasi

Kondisi pengairan/irigasi yang ada di wilayah Kecamatan Gunung Bintang Awai pada tahun 2015 ini dapat disajikan pada Tabel 25 berikut ini:

Tabel 25. Sarana Prasarana Irigasi

No. Desa Irigasi Pompa (bh) Saluran Irigasi (m)
Primer Sekunder Tersier
1. Tabak Kanilan 1 260 3.000 3.200
2. Kayumban 1 450 575 612
3. Bipak Kali
4. Sarimbuah
5. Gagutur
6. Patas II
7. Malungai Raya
8. Sire 1.740
9. Marga Jaya
10. Muka Haji 1 100 4.200
11. Ruhing Raya
12. Bintang Ara
13. Baruang
14. Ngurit
15. Wungkur Baru
16. Muara Singan
17. Patas I
18. Sei Paken
19. Wayun
20. Ugang Sayu
21. Palurejo
Jumlah 1 1.250 4.412 7.412

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

Dari Tabel 25 diatas dapat kita jelaskan bahwa kondisi irigasi pertanian di daerah Kecamatan Gunung Bintang Awai masih belum memadai, hal itu terlihat dari jumlah dan panjangnya saluran irigasi yang ada, sementara daerah ini cukup rawan terhadap kekeringan ataupun sebaliknya sangat rawan terhadap kebanjiran pada musim penghujan.

  1. Sarana Prasarana Transportasi Usaha Tani

Tabel 26. Sarana Prasarana Transportasi Usaha Tani

No. Desa Jenis (buah) Ket
Jalan Jembatan Perahu Prh.Motor Motor
1. Tabak Kanilan 1 8 38 31 1.194
2. Kayumban 2 1 29 6 35
3. Bipak Kali 4 1 65
4. Sarimbuah 2 3 95
5. Gagutur 19 33 175
6. Patas II 3 4 25 12 45
7. Malungai Raya 50 35 30
8. Sire 2 2 15 40 130
9. Marga Jaya 6 2 25
10. Muka Haji 1 1 40 30 25
11. Ruhing Raya 5 150
12. Bintang Ara 1 10 5
13. Baruang 1 21 2 65
14. Ngurit 1 150
15. Wungkur Baru 4 53
16. Muara Singan 6 4 120 65 256
17. Patas I 6 8 23 3 912
18. Sei Paken 1 2 25
19. Wayun 8 2 900
20. Ugang Sayu 6 1 180
21. Palurejo 6 14 778
Jumlah 69 35 363 191 2.487  

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

Tabel 26 dapat dijelaskan bahwa Sarana transfortasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh penting terhadap kegiatan usahatani, terutama dalam pengangkutan saprodi dan hasil usahatani. Semakin lancar sarana transfortasi, maka semakin meningkat pula animo masyarakat untuk melaksanakan kegiatannya.

  1. Sarana Prasarana Produksi Usaha Tani

Tabel 27. Sarana Prasarana Produksi Usaha Tani

No Desa Jenis (buah) Ket
Traktor Hand Traktor Power Treser Hand Sprayer Pengilingan Padi Gudang Lumbung Pangan
1. Tabak Kanilan 1 2 563 4 2 1
2. Kayumban 1 1 15 1 1
3. Bipak Kali 30 1
4. Sarimbuah 10
5. Gagutur 150 1
6. Patas II 14
7. Malungai Raya 30 1
8. Sire 75 3
9. Marga Jaya 20
10. Muka Haji 50 1
11. Ruhing Raya 80
12. Bintang Ara 30
13. Baruang 25 1
14. Ngurit 5 80 1
15. Wungkur Baru 1 20 1

 

16. Muara Singan 1 231 1
17. Patas I 8 231 2
18. Sei Paken 15
19. Wayun 1 100 1
20. Ugang Sayu 1 35 2
21. Palurejo 312 1
Jumlah   6 8 1.492 22 3 1  

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

Secara langsung saprodi sangat berpengaruh terhadap kegiatan budidaya yang lebih baik, semakin lengkap saprodi, maka semakin maju usahatani didaerah tersebut. Tidak heran kalau di daerah ini pengolahan tanah tidak pernah dilakukan dalam usaha budidaya, hal itu disebabkan karena sarana traktor atau hand traktor juga sedikit bahkan tidak ada disebagian besar desa-desa.

  1. Sarana dan Prasarana Ekonomi

Tabel 28. Sarana Prasarana Perekonomian

No Desa Jenis (jml) Koperasi
Pasar Toko Kios

Sembako

Kios Saprodi
1. Tabak Kanilan 1 3 37
2. Kayumban 7 1 1
3. Bipak Kali 16
4. Sarimbuah 5
5. Gagutur 1 19 2 2
6. Patas II 1 4
7. Malungai Raya 4
8. Sire 20
9. Marga Jaya 3
10. Muka Haji 6 3
11. Ruhing Raya 1 9
12. Bintang Ara 3
13. Baruang 2 1
14. Ngurit 1 5 1
15. Wungkur Baru 1 11
16. Muara Singan 10
17. Patas I 1 40 50 4
18. Sei Paken 15
19. Wayun 24 2
20. Ugang Sayu 1 39
21. Palurejo 1 14 40 2
Jumlah          

Sumber Monografi Tingkat Desa 2015

Hal yang paling utama dalam melakukan kegiatan usahatani yang baik adalah menganalisa pasar, sedikit atau banyak jumlah hasil produksi usahatani akan menjadi tidak ada manfaatnya jika pasar hasil usahatani tersebut tidak tersedia. Oleh sebab itu maka analisa pasar merupakan kunci utama suksesnya suatu kegiatan usahatani.

About BALAI PENYULUHAN PERTANIAN KECAMATAN GUNUNG BINTANG AWAI

PENYULUHAN PERTANIAN TERUSLAH MAJU

Tinggalkan komentar